Konsep Dasar IP Address

Masing-masing kelas A, B, dan C memiliki Subnet Mask default. Apakah itu Subnet Mask? Ia adalah sekumpulan IP yang akan membantu kita membedakan porsi untuk Network Id dan porsi untuk Host Id pada suatu IP Address. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa IP Address terdiri dari Network Id dan Host Id.

Berikut Subnet Mask default masing-masing kelas tersebut:

Kelas A:

dalam desimal: 255.0.0.0
dalam biner: 11111111.00000000.00000000.00000000

Kelas B:

dalam desimal: 255.255.0.0
dalam biner: 11111111.11111111.00000000.00000000

Kelas C:

dalam desimal: 255.255.255.0
dalam biner: 11111111.11111111.11111111.00000000

Pada Subnet Mask, oktet yang berisi nilai 1 menandakan bahwa oktet tersebut merupakan porsi untuk Network Id, dan yang berisi nilai 0 menandakan bahwa oktet tersebut merupakan porsi untuk Host Id. Jadi pada jika didetailkan tentang masing-masing porsi untuk Network Id dan Host Id sebagai berikut:

Kelas A:

Oktet 1 | Oktet 2 | Oktet 3 | Oktet 4

Net-Id |<———–Host Id———->|

Kelas B:

Oktet 1 | Oktet 2 | Oktet 3 | Oktet 4

<—–Net-Id—–>|<—–Host Id—->|

Kelas C

Oktet 1 | Oktet 2 | Oktet 3 | Oktet 4

|<———–Net Id———->|Host-Id|

Berangkat dari sini, baru deh kita mulai coba menentukan range IP dari masing-masing kelas. Kita mulai dari kelas A, kemudian B, dan terakhir C:

Kelas A

Network Id menempati 1 oktet pertama. Nilai minimum adalah 00000000 (dalam biner) atau 0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 11111111 (dalam biner) atau 255 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^8 = 256. Namum ada aturan terkait bahwa bit paling kiri pada kelas A harus bernilai 0, sehingga peta biner pada oktet pertama menjadi:

|0|nnnnnnn|

Karena 1 bit paling kiri sudah ditetapkan, sehingga kelas A tinggal memiliki 7 bit (8 – 1) yang dapat digunakan sebagai IP Network ID yang nilai minimumnya adalah 00000000 (dalam biner) atau 0 (dalam desimal) dan nilai maksimumnya adalah 01111111 (dalam biner) atau 127 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^7 = 128. Dari hasil hitungan ini kita mulai mendapatkan range Network ID kelas A, yaitu: 0 – 127. Jika dilengkapi dengan host jadinya:

0.0.0.0 – 127.0.0.0

Ternyata ada aturan lagi bahwa Network 0.0.0.0 dicadangkan dan 127.0.0.0 digunakan untuk loopback sehingga kedua network tersebut tidak dapat digunakan. Akhirnya kita menemukan bahwa IP Network yang "real" pada kelas A yaitu 1.0.0.0 – 126.0.0.0 dengan jumlah Network = 128 – 2 = 126.

Kelas B

Network Id menempati 2 oktet pertama. Nilai minimum adalah 00000000.00000000 (dalam biner) atau 0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 11111111.11111111 (dalam biner) atau 255.255 dengan jumlah Network = 2^16 = 65536. Namun ada aturan terkait bahwa 2 bit paling kiri pada kelas B harus bernilai 10, sehingga peta biner pada oktet pertama dan kedua menjadi:

|10|nnnnnn|nnnnnnnn|

Karena 2 bit paling kiri sudah ditetapkan, sehingga kelas B tinggal memiliki 14 bit (16 – 2) yang dapat digunakan sebagai IP Network ID yang nilai minimumnya adalah 10000000.00000000 (dalam biner) atau 128.0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 10111111.11111111 (dalam biner) atau 191.255 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^14 = 16384. Dari hasil hitungan ini kita mulai mendapatkan range Network ID kelas B, yaitu 128.0 – 191.255. Jika dilengkapi dengan host jadinya:

128.0.0.0 – 192.255.0.0

Ternyata ada aturan lagi bahwa Network 191.255 dicadangkan sehingga network tersebut tidak dapaat digunakan. Akhirnya kita menemukan bahwa IP Network yang "real" pada kelas B yaitu 128.0.0.0 – 192.254.0.0 dengan jumlah Network = 16384 – 1 = 16383

Kelas C

Network Id menempati 3 oktet pertama. Nilai minimum adalah 00000000.00000000.00000000 (dalam biner) atau 0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 11111111.11111111.11111111 (dalam biner) atau 255.255.255 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^24 = 16777216. Namun ada aturan terkait bahwa 3 bit paling kiri pada kelas C harus bernilai 110, sehingga peta biner pada oktet pertama, kedua, dan ketiga menjadi:

|110|nnnnn|nnnnnnnn|nnnnnnnn|

Karena 3 bit paling kiri sudha ditetapkan, sehingga kelas C tinggal memiliki 21 bit (24 – 3) yang dapat digunakan sebagai IP Network Id yang nilai minimumnya adalah 11000000.00000000.00000000 (dalam biner) atau 192.0.0.0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 11011111.11111111.11111111 (dalam biner) atau 223.255.255 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^21 = 2097152. Dari hasil hitungan ini kita mulai mendapatkan range Network Id kelas C, yaitu 192.0.0 – 233.255.255. Jika dilengkapi dengan host jadinya:

192.0.0.0 – 233.255.255.0

Ternyata ada aturan lagi bahwa Network 192.0.0.0 dan 233.255.255.0 dicadangkan sehingga kedua Network tersebut tidak dapat digunakan. Akhirnya kita mendapatkan bahwa IP Network yang "real" pada kelas C yaitu 192.0.1.0 – 233.255.254.0 dengan jumlah Network = 2097152 – 2 = 2097150.


.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Facebook Twitter RSS